Sabtu, 22 Maret 2014

Pengolahan Sampah Berbasis Sedekah





Sampah telah menjadi masalah klasik bagi setiap negara karena berkaitan dengan kondisi lingkungan negara itu sendiri. Tidak heran bila banyak negara yang mulai menggalakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atas sampah-sampah yang ada. Total sampah yang dihasilkan di seluruh dunia pada tahun 2014 ini mencapai sekitar 1,3 miliar ton pertahun. Pada tahun 2025 mendatang, volume sampah di dunia diprediksi bisa mencapai hampir dua kali lipat atau sebanyak 2,2 miliar ton pertahun (www.indonesiaprintmedia.com/lingkungan/297-pengelolaan-limbah-kemasan-pangan-dan-isu-lingkungan.html, 6-3-2014). Jika tidak teratasi, kondisi ini sangat membahayakan lingkungan dunia karena sampah yang tidak diolah secara optimal akan membahayakan, bisa menimbulkan ledakan, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah Bandung pada tanggal 21 februari 2005 silam (rakbowlgirl.blogspot.com/ 2014/02/refleksi-ledakan-timbunan-sampah-tpa.html).
Kesadaran masyarakat yang rendah akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya membuat negara kita terkenal dengan tumpukan-tumpukan sampah. Apalagi di kota-kota besar di Indonesia, hampir setiap hari masyarakat membuang sampah sembarangan, entah itu di sungai atau jalan lainnya
Miris, memang. Bagaimana pada zaman serba modern seperti ini, semakin bergerak majunya perkembangan manusia, semakin menipis pula tingkah kesadaran mereka mengenai sampah.
Karena itu, untuk menyadarkan warga terhadap kesadaran lingkungan utamanya kebersihan lingkungan, harus dimulai dari unit yang paling kecil, yakni rumah, baru kemudian sekolah. Kebersihan di tingkat sekolah meliputi kebersihan kelas, ruang guru, lapangan, TU, kantin,koperasi, WC/Toilet, dan lain-lain.  Kebersihan merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki masyarakat, karena bila lingkungan bersih, sekolah bersih, tentu akan menjadi kenyamanan bagi kita sendiri, bukan?
Sedangkan jika lingkungan yang kotor, tumpukan sampah bercecer di mana-mana, tentu akan menjadi pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Setiap orang pasti akan berpikir begitu.
Lingkungan sekolah yang kotor, mungkin sudah umum terdengar di telinga kita, bukan? Kotor, bukanlah masalah besar untuk zaman sekarang, mengingat sampah berceceran di pinggir jalan atau lingkungan sekitar menjadi pemandangan yang sudah biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari kita, merasa berfikir bahwa sampah-sampah itu bukanlah tanggung jawab kita, yang membuang bukan kita, dan mengapa kita harus peduli? Mungkin itulah yang ada di benak sebagian siswa atau masyarakat sekolah.
Sekolah juga sudah mengusahakan upaya untuk meminimalisasi pembuangan sampah sembarangan, di antaranya menyiapkan tong sampah di setiap kelas, depan kantin, TU maupun sudut-sudut sekolah lainnya. Bahkan menyiapkan tempat sampah yang dipisah organik dengan anorganik pun sudah dilakukan, namun siswa masih saja tidak sadar akan pentingnya lingkungan dan sama sekali tidak mengubah kebiasaannya membuang sampah sembarangan.
Berbagai cara sudah pernah dilakukan untuk mengurangi tumpukan sampah berceceran dimana-mana, dan hasil dari upaya-upaya yang dilakukan sama sekali tidak membuat perubahan besar bagi lingkungan sekolah, karena siswa masih belum sadar akan perilakunya membuang sampah terus menerus yang akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun dirinya sendiri. Jadi, Langkah yang seharusnya dipikirkan saat ini adalah, bagaimana mencetus ide kreatif dan inovatif untuk mengatasi masalah tersebut dan menjadikan sekolah bersih.
Saat ini sudah banyak program-program inovatif dan kreatif pemerintah maupun masyarakat untuk mengelola sampah maupun meminimalisir pembuangan sampah secara sembarangan, namun pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dengan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat.
Bank sampah sekolah adalah salah satu ide yang bisa diadakan. Dengan adanya bank sampah, siswa dapat makin peduli dengan sampah dan lingkungan sekitarnya, menambah ekonomi dan bisa digunakan untuk membantu siswa yang tidak mampu.
Operasi Bank Sampah Sekolah bisa dilakukan setiap seminggu sekali, dimana setiap hari Jum’at sehat siswa bekerja bakti membersihkan sampah dan memisahkan sesuai jenisnya dibantu dengan guru yang mengkoordinasikan kegiatan tersebut.
Cara kerja Bank Sampah Sekolah ini adalah, guru mengkoordinir  siswa-siswa untuk berlomba-lomba mengumpulkan sampah per kelas, yang telah diumumkan kepada siswa sebelumnya mengenai rencana inovatif sekolah tadi, lalu sampah-sampah tersebut dipilah sesuai jenisnya, apakah itu sampah plastik, sampah daun, organik ataupun anorganik. Setelah memilah, sampah-sampah tersebut bisa dikumpulkan di tempat pengumpulan sampah sementara yang berada di belakang kamar mandi lalu petugas bank sampah kabupaten datang ke sekolah setiap seminggu sekali, mengambil sampah-sampah tersebut, membawanya ke tempat pengumpulan di bank sampah kabupaten, menimbang  di sana dan menentukan rupiah-rupiah yang dihasilkan dan setiap kelas diberi kartu penyetoran sampah (yang modelnya seperti kartu spp). Setelah itu dilanjutkan terus menerus sampai rupiah-rupiah yang dikumpulkan cukup banyak, dan dana tersebut bisa digunakan untuk membantu golongan anak yang kurang mampu, apakah itu berbentuk fresh money, barang-barang seperti sepatu, buku tulis maupun buku paket. Semua itu adalah kebijakan dan kesepakatan pihak sekolah dengan murid. Dengan begitu, selain menjadikan lingkungan sekolah yang bersih, kita dapat membantu sesama, bukan?
Selain itu bisa juga diadakan upaya 3R, program yang sudah banyak digalakkan oleh pemerintah saat ini, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce adalah mengurangi, Reuse memakai kembali, dan Recycle mendaur ulang.
 Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah Reduce, yakni  dengan cara mengurangi pembuangan sampah sembarangan dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya, apakah itu organik mapupun anorganik, apakah itu sampah plastik, daun, dan lain-lain sebagainya.
Reuse, yakni memakai kembali sampah yang sekiranya bisa dipakai kembali, contohnya seperti botol-botol yang khusus dapat didaur ulang ataupun kertas yang dapat digunakan lagi.
Terakhir, Recycle, mendaur ulang. Semua pasti tahu arti dari mendaur ulang. Adalah mengolah kembali sampah menjadi barang yang berguna, seperti kerajinan dari botol bekas, bingkai foto dari kertas bekas ataupun bungkus-bungkus kopi dan snack yang terlihat tidak berguna, namun sebenarnya bisa menghasilkan ekonomi tinggi tergantung dari seberapa kreatif si pembuat dalam mengolah sampah. Setelah kerajinan dari sampah dibuat, lalu dikumpulkan sesuai dengan kelasnya masing-masing, dan salah anggota kelas masing-masing bekerja sama memasarkannya di toko online, mengingat jual-beli online sangat populer belakangan ini dan uangnya dapat di transfer ke rekening sekolah, lalu ketika akhir tahun uangnya sudah terkumpul, dapat digunakan untuk sedekah kepada golongan siswa-siswi yang kurang mampu, ataupun disumbangkan kepada yayasan yatim piatu yang ada di kota setempat.
Apabila siswa masih saja membuang sampah sembarangan, dan sama sekali tidak peduli walaupun upaya Bank Sampah Sekolah ataupun 3R sudah dikerahkan, maka ada balasan dari ‘ketidak peduliannya’ terhadap lingkungan tersebut. Siswa yang masih saja membuang sampah sembarangan dan yang tidak mau ikut berpartisipasi harus mengumpulkan sampah selama seminggu penuh sampah  dengan kertas yang ditempel di punggung bertuliskan, ‘Aku malas membuang sampah’ dengan harapan, siswa tersebut jera dan sadar akan pentingnya mengolah sampah yang akan berdampak positif bagi dirinya sendiri sehingga ia tidak membuang sampah sembarangan lagi.
Dengan cara seperti di atas, mungkin menjadi cara inovatif dan kreatif untuk menyadarkan siswa mengenai kebersihan dan juga membantu sesama dalam memberantas kemiskinan teman kita yang tidak mampu. Jika hal itu dilakukan secara terus menerus, menyumbangkan hasil pengolahan sampah kepada golongan kurang mampu sekaligus meringankan biaya sekolahnya, kita juga bisa menumbuhkan kepedulian sesama manusia, bahwa sampah yang sebelumnya dibuang, dihindari dan selalu disebut ‘tidak berguna’  pun dapat menjadi hal yang luar biasa, memberikan dampak positif karena selain bisa mengurangi sampah, membiasakan diri kita mengolah sampah dengan cara-cara diatas, dan menumbuhkan kepedulian kita  terhadap sesama dengan bersedekah dari uang yang dihasilkan dari sampah-sampah itu untuk membantu golongan yang kurang mampu.
Maka dari itu, janganlah pernah meremehkan hal kecil yang dianggap sama sekali tak berguna seperti sampah, karena sebenarnya hal kecil itu justru akan menjadi hal besar jika kita dapat mengolah dan memandangnya dari sisi positif. Jadi, mulai sekarang, tumbuhkanlah rasa kepedulianmu, entah itu terhadap lingkungan ataupun ke sesama, bukanlah matamu, banyak hal yang harus kau perhatikan lebih seksama lagi, banyak hal kecil yang dapat merubah dunia, memberantas kemiskinan, dan semuanya tergantung pada dirimu, semuanya ada di tanganmu. Hanya butuh sedikit imajinasi kreatif dan inovatifmu untuk merubah semuanya, bangunlah imajinasi tersebut menjadi hal yang nyata, untuk kehidupan yang lebih baik, dan aksi yang lebih baik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar